
Berpikir logis adalah alat berpikir dengan menggunakan akal dan penalaran untuk menarik kesimpulan yang masuk akal dari suatu premis. Sesuatu disebut logis apabila suatu alur dapat diterima secara nalar, walaupun belum tentu benar secara fakta. Hal tersebut berbeda dengan cara ilmiah yang tidak hanya mengandalkan logika, namun memerlukan metode yang sistematis. Mari kita simak kasus-kasus hasil dari pola pikir logis!
Kasus 1:
Premis 1: Semua makhluk hidup akan mati
Premis 2: Burung adalah makhluk hidup
Jadi, Burung akan mati karena Burung adalah makhluk hidup.
Kasus 2:
Premis 1: Kayu itu ringan, sehingga mengapung di air
Premis 2: Besi itu berat, sehingga tenggelam di air
Jadi, semua benda yang mengapung pasti ringan.
Kasus 1 dan kasus 2 merupakan contoh dari hasil pemikiran yang logis, namun, premis kasus 2 tidak sesuai dengan fakta atau bahkan ilmiah. Hukum Archimedes menjelaskan bahwa benda dapat mengapung bukan karena ringan, hal tersebut disebabkan karena massa jenis suatu benda lebih kecil dari air. Pada faktanya, kapal baja tetap dapat mengapung di air walaupun kapal baja tidak ringan. Dapat disimpulkan bahwa meskipun secara logis terlihat masuk akal, logika dapat keliru jika premis awal keliru, karena logika hanya memastikan kesimpulan sesuai dengan premis dan menciptakan alur yang konsisten tanpa memastikan premis awal sudah benar secara ilmiah atau tidak. Ilmiah memerlukan pendekatan mengenai metode yang sistematis.
Jadi, apakah ilmiah harus selalu berdasarkan observasi dan fakta empiris?
Tidak selalu, ilmiah tidak harus selalu saintifik karena ilmiah memiliki cakupan yang sangat luas dibandingkan dengan saintifik. Saintifik memerlukan metode sistematis dan data empiris, sedangkan tidak semua hal memerlukan pembuktian empiris, seperti matematika. Matematika bersifat aksiomatik, yaitu pernyataan yang dianggap benar tanpa memerlukan pembuktian. Secara universal setuju bahwa konsep angka 1 (satu) lebih kecil daripada angka 10 adalah suatu kebenaran, meskipun tidak ada pembuktian empiris. Namun, mengapa hal tersebut dapat menjadi kebenaran? Karena konsep tersebut sistematis dan konsisten.