

Wakil Menteri Diktisaintek RI,Prof Stella Christie, menekankan pentingnya hubungan sains dan kebijakan. Hal tersebut disampaikannya, Selasa (27/5/2025), saat menjadi narasumber diskusi lokakarya Empowering Indonesian Women in Science for Policy di GRIT ITS.
Menurutnya, proses pengambilan kebijakan harus berbasis pada nilai-nilai ilmiah. “Kebijakan harus dibangun melalui data nyata dan pengukuran yang bersifat kuantitatif,” ucap Stella Christie.
Stella menjelaskan bahwa sains bukan sekadar alat, melainkan metode sistematis membandingkan data secara empiris. Data tersebut membantu mempercepat dan memperkuat proses penyusunan kebijakan.
“Selain itu, sains membantu menghadirkan kebijakan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” ujarnya.
Kementerian Diktisaintek, lanjut Stella, mendukung kebijakan berbasis sains secara penuh. Salah satu upaya yang dilakukan adalah pengembangan portal data ilmuwan Indonesia.
“Melalui data ini, pengambil kebijakan dapat lebih dekat dengan para ahli dari berbagai bidang.”
Sementara itu, Presiden OWSD Indonesia Sri Fatmawati PhD menyampaikan bahwa kemajuan ilmu juga ditopang oleh kebijakan yang memadai. Fatma percaya peran perempuan penting dalam menjembatani hubungan sains dan kebijakan di Indonesia.
Dosen Departemen Kimia ITS itu meyakini pengalaman hidup dan budaya perempuan memperkaya solusi atas masalah sosial. Hal ini mencakup tantangan struktural dan kultural di ekosistem sains dan kebijakan.
“Perempuan diharapkan dapat membawa perubahan bagi sains dan kebijakan ke arah yang lebih baik,” ucap Fatma.
Fatma juga menekankan pentingnya dukungan nyata bagi perempuan, seperti peluang riset dan pengembangan diri. Hal ini menciptakan perempuan yang mampu menyatukan sains, inovasi, dan nilai sosial.
Mendukung hal ini, Wakil Rektor I ITS Prof Nurul Widiastuti menyambut hangat lokakarya yang digelar. Ia menilai kegiatan ini sejalan dengan komitmen ITS terhadap sains yang inklusif.
“OWSD sangat penting dalam mendorong partisipasi ilmuwan perempuan dalam ilmu pengetahuan,” kata Nurul.
Lokakarya ini juga menghadirkan tiga narasumber ahli sebagai pemateri utama. Mereka menyampaikan pandangan tentang pendekatan kolaboratif dan peran sains dalam kebijakan.
Prof Dr Eng Yudi Darma dari Kemdiktisaintek membahas kebijakan sains yang inklusif melalui pendekatan kolaboratif. Dr Yanuar Nugroho dari ISEAS memaparkan pentingnya komunikasi sains yang efektif dalam penyusunan kebijakan.
Sementara itu, Dr Markus Prutsch dari Parlemen Eropa berbagi pengalaman tentang konsultasi sains Uni Eropa dan keterlibatan perempuan.
Melalui kegiatan ini, ITS dan OWSD berhasil menghadirkan ruang diskusi antara dunia akademik dan kebutuhan masyarakat. Diskusi ini memperkuat peran perempuan dalam menjembatani sains dan kebijakan di Indonesia.
sumber: https://www.rri.co.id/iptek/1545821/wamen-diktisaintek-tekankan-pentingnya-hubungan-sains-dan-kebijakan