Ilmu Titen Mbah Ngadimo Hidupkan Kembali Mata Air yang Tertidur di Gunungkidul

Di tengah hijaunya Alas Tlawah saat ini yang merupakan kawasan hutan di kapanewon Nglipar, Kabupaten Gunungkidul, tersembul kisah inspiratif dari seorang warga yang bernama Mbah Ngadimo. Dengan kearifan lokal dan kesabarannya Mbah Ngadimo berjuang menghidupkan kembali mata air yang telah lama mengering dan membawa harapan baru bagi warga sekitar.

Alas Tlawah, yang terkenal angker, dulunya dikenal memiliki sumber air melimpah. Namun, perlahan mengalami penurunan debit akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia. Mata air yang menjadi tumpuan hidup warga pun satu per satu mengering, memaksa mereka mencari air hingga ke tempat yang jauh. Keprihatinan mendalam inilah yang mendorong Mbah Ngadimo ikut turun tangan.

“Saya ingat betul dulu di sini airnya subur. Anak-anak kecil bisa bermain air sepuasnya. Saya sedih melihat sekarang semuanya kering,” ujar Mbah Ngadimo kepada RRI Selasa (22/4/2025).

Tanpa bantuan alat modern, Mbah Ngadimo berbekal ilmu turun-temurun tentang aliran air dan jenis tanaman yang dapat menyimpan air. Ia mulai menanam berbagai jenis pepohonan di sekitar kawasan mata air. Ia memilih bibit pohon yang memiliki akar kuat dan mampu menahan air di dalam tanah.

Meski jalan menuju sekitaran mata air yang kering sangat curam, sehingga Mbah Ngadimo harus membuat jalan dengan bekal arit untuk membersikan rumput-rumput. “Saya tidak punya banyak ilmu, hanya mengandalkan apa yang saya pelajari dari orang tua dulu yaitu ilmu titen, atau niteni yaitu dengan menanam pohon yang benar, menjaga tanah agar tidak longsor, itu kunci untuk menjaga air,” kata Mbah Ngadimo.

Upaya Mbah Ngadimo awalnya dipandang sebelah mata oleh sebagian orang. Namun, ketekunan dan hasil nyata yang mulai terlihat perlahan mengubah pandangan tersebut. Setetes demi setetes, air mulai kembali membasahi tanah di sekitar mata air. Debitnya pun perlahan meningkat, menghadirkan kembali harapan bagi warga Alas Tlawah.

Kini, mata air yang dulunya mati suri  mulai kembali bisa menghidupi kebutuhan air sehari-hari beberapa keluarga. Lebih dari itu, kisah Mbah Ngadimo telah menginspirasi warga lainnya untuk turut serta menjaga lingkungan sekitar sumber air. Mereka mulai mencontoh langkah Mbah Ngadimo dengan menanam pohon dan membersihkan area resapan air.

Kisah Mbah Ngadimo adalah bukti nyata bahwa kearifan lokal dan  dengan semangat pantang menyerah dapat memberikan dampak besar bagi pelestarian lingkungan. Di tengah tantangan modern, sosok Mbah Ngadimo mengingatkan akan pentingnya menjaga harmoni dengan alam dan memanfaatkan pengetahuan tradisional untuk mengatasi permasalahan lingkungan.

Upaya menghidupkan kembali mata air di Alas Tlawah bukan hanya sekadar memulihkan sumber mata air. Namun, juga menghidupkan kembali harapan dan kebersamaan di tengah masyarakat, agar Gunungkidul tidak lagi kekeringan di musim kemarau.

sumber: https://www.rri.co.id/daerah/1473856/ilmu-titen-mbah-ngadimo-hidupkan-kembali-mata-air-yang-tertidur-di-gunungkidul

Berita Terkait

Wamen Diktisaintek Tekankan Pentingnya Hubungan Sains ...
Jiangxi Science Technology University PKS Dengan ...
Kegiatan Magang Mahasiswa Politeknik di Radio ...
Hutan Pendidikan, Pemajuan Ilmu Pengetahuan dan ...